LIMAPULUH KOTA, METRO–Masuk 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), Penggiat Wisata Kapalo Banda (Wakanda) Taram, Kecamatan Harau, Yahdi, mengaku bangga. Walau tidak masuk pada 50 besar, namun objek wisata Kapalo Banda sudah memberikan mamfaat nyata terhadap peningkatan perekonomian masyarakat desa.
“Memang pencapaian yang sangat luar biasa. Desa wisata menjadi aspek kemanfaatan terhadap masyarakat di berbagai lini ekonomi dan sosial dan itu telah di rasakan masyarakat Taram dan terus di tingkatkan. Anugrah ADWI adalah sebagai bosster dalam pencapaian pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Yahdi, penggiat wisata Kapalo Banda, Taram, kepada wartawan baru-baru ini.
Menurutnya, kesuksesan suatu Desa Wisata itu tidak bisa hanya diukur dengan penghargaan. Namun yang terpenting sudah sampai dimana memberikan dampak positif terhadap masyarakat setempat baik secara ekonomi maupun sosial. “Stimulus sebenarnya berangkat dari hati sendiri. Kesuksesan suatu desa wisata itu tdak bisa di ukur dengan penghargaan. Tetapi sudah smpai dimana memberikan dampak terhadap masyarakat,” sebut Yahdi.
Keberadaan Desa Wisata Kapalo Banda, secara ekonomi sangat banyak. Disampaikan Yahdi, setiap pekan lebih kurang ada 5000 pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Sumbar maupun daerah tetangga seperti Riau. Bila dihitung, lebih kurang ada sekitar 300 juta uang yang beredar di Desa Wisata Kapalo Banda. Kemudian juga dari segi sosial.
“Dampak secara ekonomi. Masyarakat desa wisata Kapalo Banda banyak. Dengan tingkat kunjungan yang lebih kurang 5000/minggu itu perputaran uang di kapalo banda tidak kurang dari 300 juta yang di habiskan di kapalo banda.
Dari sosial, pemuda pengelola kapalo banda itu selalu memilih sampah dan sampah warga tanggungjawab pemuda,” jelasnya.
Selain itu, disampaikan Yahdi, berbagai perbaikan terus dilakukan pembenahan oleh pemuda baik perbaikan fasilitas jalan, bandar maupun lampu penerangan. Kemudia juga mempercantik tampilan desa wisata dan melahirkan inovasi yang menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Selain itu, desa Wisata Kapalo banda juga dapat menjadi benteng bagi generasi muda setempat dari budaya asing maupun pengaruh buruk narkoba dan kenakalan remaja.
“Yang mana nilai jual desa wisata adalah culture desa wisata kapalo banda. Sehingga membentengi pengaruh budaya asing kapada pemuda pemudi Taram. Karna mereka bangga belajar budaya seperti tari randai dan silek, karena menarik bagi wisatawan. Dari beberapa aspek luar biasa. Dengan wisata bisa memperbaiki semuanya,” harapnya.
Sebelumnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengumumkan 100 besar dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia. Termasuk Dua nagari di Lima Puluh Kota yaitu Desa Wisata Kapalo Banda Taram, Kecamatan Harau dan Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh yang memiliki kampung adat Saribu Gonjong. Namun Kapalo Banda tidak masuk dalam 50 besar ADWI 2021. Sementara Kampung Adat Saribu Gonjong masuk dan rencana akan dikunjungi menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif. (uus)