AGAM, METRO–Masa Pandemi Covid-19 ini Bupati Agam, Dr H Andri Warman kembali menegaskan, pihaknya tidak akan menghabiskan Keramba Jaring Apung (KJA) dalam program revitalisasi Danau Maninjau seperti isu yang berkembang di tengah masyarakat. Kebijakan tersebut hanya merapikan kembali keramba, terutama keramba yang tidak berfungsi lagi. Dan bukan, menghabiskan keramba yang ada.
“Ada-ada saja isu yang dihembuskan di tengah masa Pandemi ini maka dari itu saya mengklarifikasi hal tersebut. Bahwasanya, informasi yang berkembang itu tidak benar,” ujar Andri Warman saat hadiri Brainstroming Pengembangan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ramah Lingkungan sebagai Alternatif Pengalihan Usaha Produktif KJA di salingka Danau Maninjau, di Hotel Sakura Syariah Lubuk Basung, Kamis (1/7).
Ditegaskan bupati, pemerintah kabupaten saat ini hanya ingin merapikan KJA sesuai daya tampung Danau Maninjau yaitu 6 ribu petak, sebab KJA yang ada saat ini sudah melebihi kapasitas sehingga sisa pakan ikan menumpuk jadi sedimen yang menyebabkan air danau tercemar.
Bahkan, kegiatan ini didukung sepenuh pemerintah pusat maupun provinsi di masa pandemi Covid-19 ini, karena Danau Maninjau salah satu danau di Indonesia yang jadi prioritas untuk diselamatkan dari ketercemaran.
Bupati menyebutkan, sejauh ini pihaknya sudah membentuk tim untuk mendata KJA ini, yang dilakukan by name by address. Ternyata banyak KJA di Danau Maninjau yang tidak bertuan. “Bagi KJA yang tidak bertuan tersebut akan kita tarik keluar, jika tidak ada pemilik kenapa harus dibiarkan di danau,apakah ingin Danau kita ini terus tercemar” tutur Andri.
Pihaknya tidak melarang petani bangun KJA, tapi yang ramah lingkungan, dengan catatan harus sesuai kapasitas danau sebanyak 6 ribu petak. Namun, pihaknya tidak akan beri ruang bagi pengusaha yang menanam modal di Danau Maninjau.
Menurutnya, apabila kondisi Danau Maninjau kembali pulih, maka banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat di masa pandemi ini.
“Salah satunya wujud kita untuk membangkitkan ekonomi masyarakat disekitar Danau Maninjau di masa pandemi Covid-19 ini yakni di bidang pariwisata, jika kondisi air Danau Maninjau kembali bersih. Tentu akan mengundang kembali minat wisatawan untuk datang ke Danau Maninjau untuk berekreasi, namun kalau kondisi air danau ini tercemar,tentu menghilangkan daya tariknya.
“Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, kita juga memikirkan dari segala Aspek, baik aspek kehidupan masyarakat, kesehatan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dan inilah salah satu wujudkan membangkitkan ekonomi masyarakat disaat kita dilanda Covid-19 ini
“Bupati berharap masyarakat bijak dalam menerima informasi yang tidak benar. Kalau memang ada informasi yang seperti itu coba langsung ditanyakan kepada pihak yang bersangkutan,jadi tidak ada miskomunikasi nantinya. Apalagi kondisi ekonomi di masa pandemi ini, orang bisa saja memperkeruh suasana sehingga menimbulkan konflik yang di tengah-tengah masyarakat,” sebut bupati yang akrab disapa AWR ini. (pry)
