SUDIRMAN, METRO–Kurang maksimalnya pembelajaran online membuat para orang tua khawatir. Mereka berharap, di semester II ini, semua anak diharapkan semuanya naik kelas. Sehingga tak ada yang dirugikan.
“Kalau belajar online, jelas tidak maksimal. Pastinya kita berharap ada dispensasi dari pemerintah atau pihak sekolah untuk menaikan semua anak. Dan tak ada yang tinggal kelas,” kata Rosa (38), salah seorang orang timua murid kepada media ini.
Selama ini, ia mengaku menyaksikan sendiri kesulitan anaknya belajar online. Anak banyak tak mengerti dengan mateti pelajaran. Guru hanya memerintahkan mengerjakan tugas tanpa ada penjelasan atau diterangkan lebih dahulu.
Sementara di sisi lain, para orang tua juga tidak mengerti dengan pelajaran sang anak. Sehingga tak bisa membantu lebih banyak. Sementara untuk membayar les hingga ratusan ribu tiap bulan juga tak sanggup.
“Untuak ka dimakan se alah cukuik, alah muju mah. Baa pulo mancarian uang les untuak anak,” tandasnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan orangtua lainnya, Ria, warga Kuranji. Ia mengaku memiliki yang menimba ilmu di salah satu SMP di kawasan Kuranji. Ia juga menyampaikan harapan yang sama. Di masa pandemi ini, ada perlakuan khusus, agar anak tak ada yang tinggal kelas.
“Kalau sampai tinggal kelas pula, itu keterlaluan sekali. Belajar saja tak maksimal. Harus ada dispensasi donk agar anak tetap memdapat nilai yang wajar,” tandasnya.
Kepala dinas pendidikan Kota Padang, Habibul Fuadi mengatakan soal penialaian, naik kelas atau tinggal kelas adalah kewenangan sekolah. Sekolah dikatakan sudah mempunyai formula tersendiri untuk menentukan nasib sang anak, apakah dinaikan atau tinggal kelas.
“Kalau untuk naik atau tinggal kelas, kita tak bisa ikut campur. Itu kewenangan pihak sekolah,” tandasnya. (tin)
