PAYAKUMBUH, METRO–11 orang yang diduga preman terjaring razia operasi tumpas preman yang dilaksanakan Tim Gabungan Polres Payakumbuh di beberapa lokasi seperti pusat keramaian, jalan utama, lokasi rawan tindakan premanisme dan lokasi rawan terjadi tindakan kriminal, Minggu (13/6).
Selain mengamankan preman-preman yang meresahkan masyarakat ini, dalam razia tumpas preman yang dilaksanakan mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB, petugas juga mengamankan tiga teko minuman keras jenis tuak yang dikonsumsi oleh para preman tersebut.
Kasat Reskrim Polres Payakumbuh, AKP Aknopilindo mengatakan, operasi tumpas preman ini dalam rangka menghadirkan kenyamanan kepada masyarakat. Dalam kegiatan operasi, pihaknya mengamankan 11 orang diduga preman di beberapa tempat di Kota Payakumbuh.
“Kemudian juga mengamankan 3 buah teko berisikan miras jenis tuak. Mereka selanjutnya dibawa ke Polres untuk dilakukan pendataan dan pembinaan. Selain itu, mereka juga membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatanya,” ungkap Kapolres AKP Aknopilindo, Senin (14/6).
Disampaikan AKP Aknopilindo, 11 orang yang diamankan masing-masing, JH (43), MA (39), HB (38), RS (39), YY (70), A (42), E (60), Y (54), OH (41), J (55), dan SD (34). Mereka semua setelah dilakukan pembinaan, kembali dilepas.
“Razia itu merupakan respons Polres Payakumbuh terhadap instruksi Kapolri soal pemberantasan premanisme dan pungutan liar atas perintah Presiden Jokowi. Diharapkan, ke depan tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi masyarakat kota Payakumbuh,” ujar AKP Aknopilindo.
AKP Aknopilindo juga mengimbau masyarakat di Payakumbuh agar aktif mencegah premanisme dengan melapor ke hotline 110. “Silahkan masyarakat melaporkan jika ada orang-orang yang dicurigai melakukan aksi premanisme ini,” pungkasnya
Salah seorang warga yang bekerja di Kota Payakumbuh, mengapresiasi operasi yang dilakukan pihak kepolisian dalam rangka menciptakan suasana aman dan nyaman kepada masyarakat. Karena tempat-tempat keramaian rawan terhadap tindak kejahatan dan kriminal, tidak terkecuali jalan raya.
“Memang harusnya tidak ada lagi premanisme itu. Karena kita negara hukum dan kita punya aparat hukum. Semoga dengan operasi ini ada efek jera terhadap pelaku-pelaku kejahatan dan premanisme yang membuat masyarakat takut dan khawatir,” ucap Rama, yang sering pulang malam dari Payakumbuh. (uus)
