PADANG, METRO–Sembilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Padang diamankan jajaran Polsek Lubuknegalung. Mereka diduga melakukan tawuran di kawasan Cangkeh Nan XX, Kecamatan Lubukbegalung, Kota Padang.
Kesembilan remaja tersebut diamankan Kamis (3/6) sore dengan masih menggunakan seragam sekolah bewarna putih abu-abu. Mereka diamankan dengan kondisi seragam terdapat bekas coretan dalam rangka merayakan kelulusan.
Salah seorang remaja yang diamankan berinisial S di Polsek Lubukbegalung mengaku tidak mengetahui dari mana asal sekolah yang menyerang mereka. Di saat mereka menunggu hasil kelulusan di sekolah.
“Tadi sedang menunggu hasil kelulusan di sekolah. Saat akan pulang, ada segerombolan anak dari sekolah lain yang datang dan mengeluarkan senjata tajam hendak menyerang ke sekolah kami. Kemudian polisi datang dan saya sudah dibawa ke Polsek,” sebutnya.
Kapolsek Lubukbegalung AKP Chairul Amri saat dikonfirmasi terkait diamankannya remaja tersebut menduga telah terjadinya tawuran antar dua sekolah yakni antara SMKN 8 dan SMKN 5 Padang.
“Yang kita amankan ada 9 orang yang keseluruhannya dari SMK 8 sementara yang lainnya berhasil kabur dari kejaran anggota kita,” sebut Chairul Amri.
Dikatakannya, remaja tersebut diamankan terkait laporan dari Polsek Lubukkilangan dan laporan masyarakat akan adanya remaja melakukan aksi tawuran yang langsung ditindaklanjuti oleh personel Polsek Lubukbegalung.
“Mereka ditemukan sedang berkumpul di kawasan lapangan bola Cengkeh Nan XX, Kecamatan Lubukbegalung, dan saat datang mobil patroli, mereka melarikan diri dan bersembunyi sampai ke dalam sekolah. Kita kejar dan kita amankan sebanyak 9 orang. Kita juga dibantu oleh pihak keamanan sekolah untuk mengamankan mereka yang kabur yang lari ke dalam kawasan sekolah tersebut,” sebutnya.
Dilanjutkannya, remaja tersebut diamankan karena dikhawatirkan akan mengganggu ketertiban umum walaupun saat diamankan mereka terlihat belum melakukan tawuran.
“Mereka yang diamankan sudah dalam kondisi baju tercoret-coret semuanya. Mereka sedang menunggu hasil kelulusan secara online. Jadi diduga sedang merayakan kelulusan dengan coret-coret baju. Selain mengamankan murid SMK, kami juga mengamankan sepeda motor sebanyak 4 unit,” tuturnya.
Usai diamankan, remaja tersebut dipotong rambutnya dan memanggil orang tua mereka sekaligus untuk pembinaan bagi remaja yang diamankan tersebut. ”Kita panggil orang tuanya, dari kita diberi pembinaan dengan melakukan pemotongan rambut sampai botak, dan selanjutnya melakukan koordinasi dengan pihak Satpol PP Padang,” tuturnya.
Chairul Amri mengimbau kepada murid sekolah yang merayakan kelulusan untuk tidak melakukan konvoi dan tawuran karena hal tersebut tidak dibenarkan apalagi masih ditengah pandemi covid-19 sekarang ini.
“Kita saat ini masih dalam masa pandemi, jadi diharapkan dan diimbau kepada semua pelajar SMA atau SMK agar tidak merayakan dengan cara yang tidak dibenarkan. Kami juga berharap, adanya pengawasan dari orang tua, karena pada saat pandemi pengawasan orang tualah yang paling utama. Bagi yang masih melanggar akan kita masukkan dalam Aplikasi Sipelada dengan berkoordinasi dengan petugas Satpol PP Padang,” tutupnya. (rom)
