PESSEL, METRO
Perlunya pehamanan warga untuk tidak melakukan aktitivitas perubahan lahan atau hutan, dimana hal tersebut menjadi salah satu faktor harus diperhatikan dalam mencegah terjadinya banjir, tanah longsor dan kerusakan alam.
Menindak hal itu, Kapolres Pesisir Selatan AKBP. Sri Wibowo.S.I.K mengajak pada seluruh elemen masyarakat serta Dinas terkait untuk serius, dan komperhensif dalam penanganan normalisasi sungai. Salah satunya Sungai Batang Tapan.
“Banjir terjadi di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan perlu analisa yang lebih luas, perlu identifikasi mendalam,” tegas Sri Wibowo.
Bukan itu saja kata Kapolres Pessel itu pada media, Selasa (30/3) terhadap jumlah aktifitas warga yang melaksanakan perubahan fungsi lahan atau hutan di Kabupaten Pessel juga perlu dilakukan pendataan.
Sekali lagi Sri Wibowo menekan lagi penanganan yang komperhensif serta antisipasi sedimentasi, dengan langkah normalisasi daerah aliran sungai ( DAS).
“Siapa saja yang terbukti melakukan perambahan hutan secara ilegal (ilegal logging), kita akan tindak tegas sesuai aturan hukum berlaku,” ucap Kapolres Pesisir Selatan.
Diingatkan nya kembali, banjir terjadi di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan perlu analisa, ini sudah mulai luas, perlu identifikasi terhadap jumlah aktivitas warga yang melaksanakan perubahan fungsi lahan/ hutan dan penanganan yang komprehensif serta antisipasi sedimentasi dengan Normalisasi DAS.
Sementara itu, Kapolres Pessel AKBP. Sri Wibowo juga mengingatkan apapun Retribusi harus sesuai Perda. Baik Retribusi parkir, tiket masuk ke lokasi obyek wisata maupun retribusi lainya.
“Kita ingatkan, agar setiap retribusi sesuai Perda. Jika hal itu dilanggar, akan ada sanksi hukuman maksimal,” tegas Kapolres Pessel.
Kapolres Pessel juga meminta kerjasama dari seluruh elemen masyarakat bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan di lokasi objek wisata itu sendiri.
“Tetap kita akan lakukan patroli rutin masing – masing satuan yang ada di Polres Pessel,” tekuknya. (rio)
