BUKITTINGGI, METRO
Komnas HAM Perwakilan Provinsi Sumbar melaksanakan semiloka di Hotel Novotel, Rabu (24/3). Semiloka dilaksanakan dengan mengusung tema “Menuju Bukittinggi sebagai Kota Pariwisata Inklusif”.
Kegiatan itu dihadiri langsung SekkoBukittinggi, Wakil Ketua Komnas HAM RI, Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Sumbar, Direktur Imparsial dan SKPD serta pelaku pariwisata.
Direktur Imparsial Hardiman mengatakan, judul pariwisata inklusif sengaja dipilih, karena ia melihat Bukittinggi sebagai icon wisata penting di sumbar. Tidak lengkap rasanya berwisata ke Sumbar kalau belum singgah ke Bukittinggi.
“Inklusif yang dimaksud adalah seluruh tempat wisata di Bukittinggi dapat dijangkau oleh berbagai pihak dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” jelas Hardiman.
Semiloka ini, lanjut Hardiman, mendiskusikan apa saja hal yang perlu dirumuskan dan apa rekomendasi terkait pariwisata inklusif, yang hasilnya akan disampaikan kepada Pemko Bukittinggi.
Kementrian Pariwisata saat ini berusaha mendorong tempat-tempat wisata untuk menjadi wisata ekslusif tapi memiliki keterjangkauan dan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyakat yang menjadi tujuan utama. Wisata inklusif menjadi keniscayaan untuk menjadi lingkungan ke depan dan Bukittinggi diharapkan melangkah maju mewujudkan pariwisata yang inklusif.
Sekretaris Kota Bukittinggi Yuen Karnova mengatakan, pariwisata di Bukittinggi adalah sektor yang menjadi andalan. Bukittinggi tidak punya sumber potensial lain selain pariwisata. Dengan kondisi kota kecil memiliki luas hanya 25 km persegi dengan penduduk hampir 130 ribu jiwa, Bukittinggi dihuni beberapa ras dan beberapa agama.
Sejauh ini masyarakat Bukittinggi hidup dengan situasi nyaman dan damai. Akan tetapi persoalan inklusif dan ekslusifitas ini sudah menjadi masalah dunia.
“Persoalan besar bangsa kita dengan ribuan pulau dan ribuan bahasa dan suku bangsa, jika tidak dikelola dengan baik maka akan merugikan diri sendiri. Kami yakin semiloka ini akan merumuskan berbagai program kegiatan yang dibutuhkan Bukittinggi, teeutama dalam penyusunan RPJMD 2021-2026. Berbagai masukan informasi yang didapat dari semiloka ini akan menambah kazanah informasi yang bisa kami masukkan dalam RPJMD,” ujar Yuen.
Sementara, Wakil Ketua Komnas HAM RI Amiruddin, saat membuka semiloka mengatakan, dengan pariwisata inklusif diharapkan pelayanan publik semakin membaik. “Saya melihat potensi wisata di Bukittinggi sangat luar biasa dengan keindahan alam nya. Karena itu pengembangan ecowisata di Bukittinggi dirasa lebih cocok. Apalagi dengan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Saat ini kita diberi kesempatan untuk menciptakan kondisi di masing masing wilayah lebih baik. Hal itu harus dimanfaatkan sebaik nya demi kemajuan wilayah,” jelas Amiruddin. (pry)
















