PADANG, METRO
Gempa bumi magnitudo 5,4 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis, (15/10) pada pukul 16.41 WIB itu. Bahkan, guncangan gempa tersebut terasa hingga ke Kota Padang dan berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Dari data Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa bumi jenis tektonik ini berada pada koordinat 3.23 LS dan 100.27 BT, lokasi tepatnya di laut pada jarak 119 kilometer arah Barat Daya Kota Muko-muko, Bengkulu di kedalaman 28 kilometer.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, gempa dipicu aktivitas subduksi di bawah Kepulauan Mentawai. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik thrust fault.
“Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Sikakap, Kepulauan Mentawai. Kemudian di Kota Padang dan Muko-muko Bengkulu. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi ini,” katanya.
Rahmat menuturkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Hasil monitoring BMKG hingga pukul 17.01 WIB, Kamis (15/10) belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
“Dan juga tidak berpotensi tsunami meski guncangan gempa berlokasi di laut. Tetapi getaran dari guncangan gempa bumi ini dirasakan di sejumlah wilayah dengan skala intensitas yang berbeda-beda,” jelas Rahmat.
Dikatakan Rahmat, wilayah Sikakap merasakan getaran dari guncangan gempa bumi ini dengan skala intensitas IV MMI, di mana bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Sementara, di wilayah Muko-muko terasa getaran dengan skala intensitas III-IV MMI, pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Serta, di wilayah Padang getaran dirasakan dengan skala III MMI, getarannya dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
“Masyarakat diminta untuk menghindari bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan. Serta, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tutup Rahmat. (rel)
