Posmetro Padang
Senin, 29 Desember 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA
Posmetro Padang
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
HOME METRO SUMBAR

Warga Harapkan Perbaikan, Jalan Menuju Monumen Gempa Cumanak Rusak

Redaksi
Sabtu, 03 Oktober 2020 | 10:17 WIB

PDG.PARIAMAN, METRO
Ismael salah seorang saksi hidup gempa 30 September 2009 bercerita tentang kisah pilu saat musibah tersebut terjadi sekitar sebelas tahun yang lalu. Katanya, 30 September 2009 merupakan saksi sejarah memilukan bagi Sumatera Barat. Kebahagiaan seakan direnggut paksa oleh alam yang berguncang dan tanah yang melahap perkampungan.  Gempa dengan kekuatan 7,9 SR ini menjadi ajang penghabisan nyawa dengan mirisnya. Semua panik, semua menangis, semua teriris. Betapa mengerikannya alam pada saat itu.

“Namun di balik itu semua, ada kesan yang masih memilukan hingga kini belum terjawab yakni mengenang gempa Cumanak pemerintah membangun sebuah monumen. Tapi aksi jalan menuju monumen rusak, sehingga masyuarakat banyak tak mengetahui dengan jelas tentang sejarah gempa Cumanak. Karena apa, jalan untuk menuju lokasi rusak,” ujar Ismael, saksi gempa yang masih hidup yang juga menjabat sebagai Wali Korong Lubuk Laweh, Cumanak, Kapalo Koto kepada POSMETRO.

Dikatakan Ismael, bagaimana generasi muda kita mengenang peristiwa gempa di Cumanak yang begitu dasyat karena bukit yang terbelah. Sudah 11 tahun peristriwa itu terjadi, namun di sana di sini masih banyak kekurangan. Tapi yang jelas, semuanya kita berikan tugas ini kepada para pejabat nanti untuk menyikapi persoalan Cumanak. Agar monumen yang dibangun itu dapat dilihat oleh generasi pengurus kita. “Saya yakin, pejabat kita nantinya akan terbelalak matanya untuk menyikapi persoalan tersebut,” harap Ismael.

Dilanjut Ismael, jika dikenang kembali gempa itu, sungguh sangat dasyat. Tanah dan bukit yang menjadi tempat menarinya rerumputan dan bunga-bunga itu seakan hidup dan menelan banyak jiwa yang sedang istirahat dan berkumpul bersama sanak dan keluarga.  Tepatnya di Nagari Lubuk Laweh, Cumanak, Kapalokoto. Ketiga nagari tersebut diguncang gempa dan tanah longsor. Orang-orang yang selamat banyak kehilangan seorang yang dicintai, keluarga, sahabat dan harta. Banyak cerita yang dapat dituliskan dalam catatan buku kenangan buruk. Sangat banyak. Beberapa korban yang selamat bahkan masih ingat betapa suramnya kejadian yang berlangsung hanya dalam waktu dua menit saja.

“Pada saat itu pukul 17.13 WIB, gempa berguncang hebat, saya pikir itu cuman gempa saja. Ternyata ada longsor dan saya berlari ke belakang rumah. Pada saat saya berada di pintu dapur, rumah saya sudah tertimbun longsor begitupun dengan saya. Badan saya tertimbun sedalam leher bahkan kaki saya terjepit puing-puing bangunan. Saya berteriak untuk mencari pertolongan dalam ketakutan dan berharap ada yang menolong,” cerita Ismael.

BACA JUGA  Komjen Boy Rafli, Raih Penghargaan Tokoh Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme

Memang pada saat itu banyak kejadian yang susah untuk diutarakan. Mayat bergelimpangan, rumah-rumah tertimbun bagaikan kuburan rumah. Semua rata dengan tanah seperti gurun kesedihan. Kampung ini dikelilingi asap yang tebal. Terdengar suara-suara minta tolong dari kejauhan yang tidak tahu asalnya. Isak tangis keluar dari wajah Ismael. Pria kelahiran 1986 ini hanya menunggu pertolongan dari orang-orang. Bukannya pasrah, tetapi badan yang tertimbun itu tidak bisa digerakkan.

“Pada jam tujuh malam, perjuangan saya akhirnya terbalaskan. Suara minta tolong saya terdengar oleh orang-orang yang ada di kampung seberang. Dan mereka beramai-ramai berusaha membongkar dan menggali tanah-tanah untuk mengeluarkan saya dari timbunan longsor. Penggalian tanah itu cukup sulit dikarenakan banyak material bangunan yang menghalangi. Bahkan kaki saya terjepit dengan keras. Setelah penggalian itu sudah sampai pinggang saya, saya jadi bisa bernafas dengan leluasa. Tetapi hanya bisa sampai disitu dikarenakan sulitnya akses penggalian kebagian kaki karena terjepit puing-puing bangunan,“ lanjut Ismael.

Karena kondisi pada saat itu gelap dan hanya ditemani penerangan dari warga, maka Ismael tidak bisa ditolong bahkan dikeluarkan dari tumpukan tanah. Selama 18 jam, Ismael hanya ditemani warga yang berjaga dan sesekali diberi minuman agar bisa bertahan dalam cuaca dingin yang menusuk.

“Jam 11.00 WIB warga berhasil mengeluarkan saya dari tumpukan tanah secara total. Dengan kondisi yang memilukan, saya langsung dibawa ke Rumah Sakit Pariaman. Buruknya akses menuju jalan keluar desa karena hancurnya jalan dan sebagainya membuat saya dan warga susah untuk tiba di rumah sakit dengan cepat. Saya tiba di rumah sakit jam empat sore dan langsung dibawa ke IGD,” ujar pria yang sekarang menjabat sebagai Wali Korong Lubuk Laweh Jajaran.

Bukan hanya sampai disitu saja, Ismael bahkan mengalami kelumpuhan selama satu tahun akibat luka yang ada dikakinya karena terpahan material bangunan. Pengobatan selama di rumah sakit didapati Ismael dengan gratis.

BACA JUGA  Reinier: H Ali Mukhni Perkerja Keras

Dengan kondisi dan masalah yang dihadapi Ismael ini, beliau tetap berjuang dan melanjutkan hidup dengan semangat serta menjadi pribadi yang lebih baik. Dan menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran dan kisah pilu yang tidak bisa dilupakan. Dan patut bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup. Selang 1 tahun setelah kejadian yang merenggut ribuan nyawa itu, Pemerintah Kabupaten Padangpariaman berinisatif untuk membangun monumen yang menjadi saksi sejarah bencana yang sangat memilukan.

Monumen gempa ini berupa patung-patung dan ukiran yang menggambarkan visual yang sedikit membuat bulu kuduk berdiri yaitu pengambaran mayat-mayat bergelimpangan tertimpa longsor dan material bangunan. Dibawah patung-patung itu terdapat tembok persegi dengan nama-nama korban gempa yang ditulis dalam prasasti. Pembangunan monumen gempa ini bukan hanya menjadi bukti kenangan oleh warga sekitar tetapi juga warga Sumatera Barat yang ingin bernostalgia kelam untuk kejadian yang tidak terlupakan ini.

Ismael yang sekarang menjabat sebagai Wali Korong Lubuk Laweh Jajaran mengatakan bahwa sekarang monumen tersebut sudah terlihat tidak terawat dan ditumbuhi oleh lumut yang menggorogoti beberapa sisi monumen. Walaupun begitu, masih ada masyarakat yang mengunjungi monumen ini bukan hanya dari warga Sumbar tetapi juga dari mancanegara.

Sulitnya akses karena jalan yang kian rusak, membuat pengunjung makin berkurang untuk datang ke monumen yang menjadi Maskot Gempa Sumbar 30 september 2009 ini. Padahal, pemandangan yang disuguhkan disepanjang jalan dari nagari Kapalokoto sampai Lubuk Laweh sangatlah indah. Dengan gunung tiga yang membentang diatas nagari Cumanak, membuat pemandangan yang menghubungkan tiga nagari ini terasa begitu indah dan asri. Disepanjang jalan kita akan ditemani oleh sungai yang mengalir dan ada bendungan yang sering dikunjungi wisatawan untuk menikmati keindahan sekitar.

“Dengan akses jalan yang susah ini saya berharap pemerintah lebih memperhatikan lagi. Karena sebagai tujuan tempat wisata, masyarakat awal yang mendiami nagari-nagari ini sudah mulai melakukan proses penggarapan pertanian, ladang, bahkan masih ada sawah-sawah yang menjadi ladang rejeki warga yang masih selamat setelah peristiwa gempa dan longsor tersebut,” tambah Ismael. (efa)

ShareTweetShareSend

Baca Juga

IMG 20251227 WA0005

Satgas Anti Illegal Mining Polres Solok Selatan Tutup Lokasi Diduga PETI di Sangir Batanghari

Sabtu, 27 Desember 2025 | 21:57 WIB
IMG 20251227 WA0014 750x563 1

Rakerwil dan Konsolidasi Relawan PKS Sumbar, Kokohkan Barisan, Wujudkan Pelayanan, Pulihkan Sumatera Barat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:15 WIB
SOSIALISASI— Kajari Sawahlunto, Eddy Samrah Lembong, melakukan sosialisasi penerapan undang-undang tindak pidana korupsi (Tipikor) dan keadilan restoratif di KUHP baru. Sosialisasi penerapan undang-undang itu diberikan kepada kepala desa, lurah, camat, kepala OPD di Pemerintah Kota Sawahlunto yang digelar di Balaikota Lobang Panjang.

Berlaku 2 Januari 2026, Kejari Sosialisasikan Pencegahan Tipikor

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:14 WIB
PERIKSA GIGI— Seorang pelajar SD memeriksa kesehatan giginya untuk mendapatkan gigi yang sehat pada petugas kesehatan.

Permintaan Warga Sawahlunto Periksa Kesehatan Sangat Besar, Tertinggi di Sumbar dan Melampaui Target Nasional

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:12 WIB
KUNJUNGAN— Wakil Wali Kota Solok Suryadi Nurdal, menerima kunjungan rombongan Keluarga Besar Solok Saiyo Sakato (S3) yang dipimpin oleh Prof. Lukman Roka, di Ruang Kerja Wakil Wali Kota Solok.

Dari Rantau untuk Kampung Halaman, Solok Saiyo Sakato Bantu Korban Banjir Kota Solok

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:11 WIB
PERSIAPAN NATARU— Wakil Wali Kota Solok Suryadi Nurdal, memimpin rapat terbatas dalam rangka menyikapi pelaksanaan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), di Ruang Rapat Zarhismi Ajis.

Masih Dalam Suasana Duka Bencana, Wako Minta Perayaan Tahun Baru Tidak Hura-hura

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:10 WIB

BERITA POPULER

  • ILUSTRASI— PT Tidar Kerinci Agung.

    Dalam Rentang Waktu 3 Tahun, PT TKA 5 kali Dilaporkan Atas Dugaan Pencemaran Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Andre Rosiade: 10 Pemain Asing Siap, Semen Padang FC Lebih Kompetitif di Putaran Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Bela Negara ke-77, Presiden sebut Bukittinggi Penyelamat Republik di Masa Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siap jadi Tuan Rumah Bersama, KONI Pessel Pantau Venue Porprov 2026

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mutasi Besar Polri, Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolres di Sumbar Berganti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

BERITA TERKINI

IMG 20251227 WA0005
SOLOK/SOLSEL

Satgas Anti Illegal Mining Polres Solok Selatan Tutup Lokasi Diduga PETI di Sangir Batanghari

Sabtu, 27 Desember 2025 | 21:57 WIB

IMG 20251227 WA0014 750x563 1

Rakerwil dan Konsolidasi Relawan PKS Sumbar, Kokohkan Barisan, Wujudkan Pelayanan, Pulihkan Sumatera Barat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:15 WIB
bola

Arsenal Waspadai Kejutan Brighton di Emirates, Ujian Konsistensi The Gunners di Puncak Klasemen

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:58 WIB
KABAKARAN WARUNG— Kebakaran melanda dua petak warung di kawasan Jalan Samudera Nomor 64, Kelurahan Olo, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Jumat (26/12) dini hari. Peristiwa tersebut terjadi di kawasan pinggir pantai yang dikenal cukup ramai aktivitas masyarakat, terutama pada siang hingga malam hari.

Dua Warung di Jalur Wisata Pantai Padang Terbakar, Kerugian Capai Rp40 Juta

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:54 WIB
OLAH TKP— Polisi melakukan olah TKP kasus penemuan seorang pensiunan guru yang ditemukan tewas diduga dibunuh di halaman rumahnya.

Kasus Pensiunan Guru Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Polisi Periksa 24 Saksi, Keluarga minta Polisi Segera Tetapkan Tersangka

Sabtu, 27 Desember 2025 | 11:52 WIB

OPINI

Ilustrasi
OPINI

Menangisi Runtuhnya ‘Tulang Punggung’ Peradaban: Ironi di Balik Rencana Pembongkaran Jembatan Anai

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:45 WIB

Firdaus Firman

Sumbar Tidak Tertinggal Dibanding Provinsi Lain

Minggu, 16 November 2025 | 18:29 WIB
Untitled 1 e1763285246585

AAN NOFRIANDA: Stop Dekritikalisasi, Dorong Dukungan Terhadap Pembangunan serta Apresiasi Terhadap Upaya Pembangunan Daerah

Minggu, 16 November 2025 | 16:27 WIB
Foto: Annisatul Faricha

Dari Komunitas untuk Bumi: Inspirasi Gerakan Konservasi Lokal yang Mendunia

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:11 WIB

Larangan Riset Asing: Benarkah Pemerintah Indonesia Hambat Konservasi Satwa Liar?

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:03 WIB
  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
email: redaksi@posmetropadang.co.id

POSMETROPADANG.CO.ID © 2025

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA

POSMETROPADANG.CO.ID © 2025